PENGENALAN
GEODESI DAN PERKEMBANGANNYA
DI
SUSUN OLEH :
YUDIYO
UTOMO 13.25.901
JURUSAN
TEKNIK GEODESI
FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT
TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG
2013
SOAL TUGAS :
Dosen pengampu : Ir.
Agus Darpono. MT
1.
Refferensi ITRF 2012
2.
Refferensi EGM Epoch 2008, (Earth
Gravitational Model )
3.
Reffensi MSL (mean sea level) / Geoid.
Jawaban
:
1. Refferensi
ITRF 2012
Internasional Terrestrial Reference Frame
(ITRF)
Bumi selalu berubah bentuk
dengan pergerakannya kulit bumi dan untuk mengamati pergerakan ini diperlukan
acuan. Terrestrial Reference Frame menyediakan satu set koordinat dari beberapa
titik yang terletak di permukaan bumi yang dapat digunakan untuk mengukur lempeng
tektonik, subsidence regional dan/atau digunakan untuk mengukur rotasi bumi.
Rotasi ini diukur dengan mengacu kepada bingkai yang terikat ke obyek bintang,
dan disebut Celestrian Reference Frame. International Earth Rotation and
Reference Systems Service (IERS) diciptakan pada tahun 1988 untuk membangun dan
memelihara Internasional Celestrial Reference Frame, ICRF, dan Internasional
Terrestrial Reference Frame, ITRF. Parameter Orientasi Bumi (Earth Orientation
Parameters, EOPs) menghubungkan dua frame tersebut menjadi satu-sama. Frame ini
memberikan referensi umum untuk membandingkan pengamatan dan hasil dari lokasi
yang berbeda. Saat ini ada empat teknik geodesi utama yang digunakan untuk
menghitung koordinat akurat yaitu GPS, VLBI, SLR, dan Doris. Dengan dilengkapi
instrumen yang mendukung teknik tersebut dan data yang meningkat secara
periodik dari waktu ke waktu.
Gambar : Internasional Terrentrial Reference
system.
ITRF dapat diperbaharui secara
terus-menerus. 11 realisasi dari ITRS didirikan dari tahun 1988, yang terbaru
adalah ITRF2008. Internasional Terrestrial Reference System (ITRS) adalah
sistem referensi spasial dunia yang ikut berrotasi dengan Bumi dalam gerakan
diurnal di ruang angkasa. IERS bertugas untuk menyediakan referensi global untuk
masyarakat astronomi, geodesi dan geofisika, dan mengawasi realisasi ITRS.
Realisasi dari ITRS diproduksi oleh IERS Pusat Produk ITRS (ITRS-PC) di bawah
nama ITRF. Koordinat ITRF diperoleh dengan kombinasi solusi TRF dihitung oleh
pusat analisis IERS menggunakan pengamatan teknik Space Geodesi (GPS, VLBI,
SLR, LLR dan Doris). Mereka semua menggunakan jaringan stasiun yang terletak di
seluruh bumi
Secara umum karakteristiknya :
1. Sistem
geosentrik, dimana pusat massanya didefinisikan untuk seluruh bumi, termasuk
lautan dan atmosfer.
2. Satuan
panjang yang digunakan adalah meter.
3. Sumbu-Z
mengarah ke kutub CTP yang dinamakan IRP (IERS Reference Pole).
4. Sumbu-X
berada dalam bidang meredian Greenwich yang dinamakan IRM (IERS Reference
Meredian) dan terletak pada bidang ekuator bumi.
5. Sumbu-Y
tegak lurus dengan sumbu-sumbu X dan Z dan membentuk system koordinat tangan
kanan.
6. Evolusi
waktu dari orientasi sistem koordinat dipastikan dengan menerapkan kondisi no
net-rotation dalam konteks pergerakan tektonik (horizontal) untuk seluruh
permukaan bumi.
Kerangka ITRF juga terikat
dengan kerangka ICRF melalui pengamatan VLBI. ICRF merupakan kerangka realisasi
dari sistem ICRS, yang direalisasikan dengan suatu set kuasar yang koordinatnya
ditentukan oleh metode VBBI. ICRF terdiri dari 608 kuasar yang tersebar secara
merata di langit, dan diturunkan dari sekitar 1,6 juta pengamatan dari jaringan
observatory di seluruh dunia dalam periode1979-1995. Koordinat dari kuasar ini
diberikan dalam sistem ekuatorial asensiorekta yaitu dengan komponen koordinat
asensiorekta dan deklinasi. Kuasar yang membangun kerangka referensi ICRF
mempunyai kualitas koordinat yang variatif, karena adanya perbedaan dalam
sejarah dan strategi pengmatannya.
Ulasan:
ITRF 2008 merupakan refferensi terakhir yang telah di publikasikan yang
telah di akui hingga saat ini, seiring perkembangan waktu bukan tidak
mungkin sistem refferensi ITRS akan
terus mengalami pembaruan (update) guna mendapatkan nilai yang lebih presisi,
ini semua di sebabkan karena adanya pergerakan lempeng bumi, yang terus
mengalami pergeseran dari tahun ke tahun, sehingga secara automatis setiap
titik refferensi juga akan mengalami perubahan juga, guna mengurangi besarnya
kesalahan pada saat penggunaan suatu sistem refferensi, maka setiap beberapa
tahun sekali akan selalu di perbaharui (update) tergantung dareah yang
mengalami pergerakan lempeng secara signifikan.
Saat ini ITRF 2012 telah di susun,
hanya tinggal mendapatkan persetujuan saja, karena sistem ITRF adalah suatu
sistem refferensi yang di sepakati dan gunakan seluruh dunia.
2. Refferensi
EGM Epoch 2008, (Earth Gravitational Model )
EGM2008
dan WGS 84
Model
gravitasi resmi EGM2008 telah diumumkan oleh Tim Pengembangan RUPSLBNational
Geospatial-Intelligence Agency (NGA). Earth Gravitational Model EGM 2008
adalahsebuah model medan gaya berat yang dikembangkan dengan model spherical
harmonic yangmempunyai derajat 2159.dan
mempunyai beberapa koefisien tambahan sampai derajat 2190dan
orde 2159.Model EGM2008 ini termasuk dalam model yang datanya merupakan
kombinasidari terrestrial survey dengan satelit survey
Model geopotensial ini
memiliki koefisien harmonik bola hingga derajat n 2190 dan orde m 2159. EGM2008
sudah memiliki anomali gayaberat dengan grid 5'x5' yang telah
Ditingkatkan berdasarkan
pengukuran dari satelit GRACE terbaru . EGM2008 juga memiliki tambahan anomali
gayaberat turunan altimetri (altimetry-derived) yang diestimasi menggunakan
PGM2007B dan menggunakan model Dynamic Ocean Topography (DOT) sebagai
referensi. Untuk prediksi akhir rata-rata kolokasi (mean collocation) anomali
gaya berat dengan grid 5'x5', digunakan PGM2007B sebagai model referensi, dan
menggunakan persamaan yang dapat memerkirakan rata-rata area anomali gayaberat
secara efektif. Umumnya EGM2008 digunakan untuk memodelkan gayaberat dan
diaplikasikan untuk kegunaan berikut:
·
Perhitungan orbit satelit altimetri
·
Menentukan geoid resolusi tinggi di
daratan dan lautan
·
Akurasi dari tinggi orthometrik yang
diperoleh dari selisih antara tinggi yang diperoleh dari GPS dengan undulasi
geoid
·
Menetapkan permukaan referensi (geoid)
sebagai “World Height System” Selain itu manfaat dari penggunaan model EGM2008
antara lain untuk semua aplikasi geosains seperti: studi oseanografi, pemetaan,
penentuan posisi geodetik menggunkan GPS, navigasi dan studi medan gayaberat
Bumi.
perhitungan tersebut berada dalam
asumsi sistem bebas pasang surut. Berikut ini adalahperkembangan EGM 2008:
Juli, 2008 -
WGS 84 versi EGM2008 dirilis. Termasuk grid dan program untuk komputasiundulations
geoid relatif terhadap ellipsoid WGS 84.
November,
2008 - File dan produk untuk aplikasi oseanografi dirilis.
November,
2008 - Versi dari file binary SMALL ENDIAN dirilis.
January,
2009 - Defleksi dan anomaly gravitasi dari data vertical dirilis.
January, 2009 - Utility untuk mengkonversi
file biner dari Big Endian Small Endiandirilis.
February,
2009 - Estimasi propagasi kesalahan dari EGM 2008 dikeluarkan.
February,
2009 - Grid undulasi geoid wilayah Timur Tengah tersedia dalam format GIS
Mei, 2009 -
Grid undulasi Geoid global 2.5 menit tersedia dalam GIS
Ulasan:
EGM2008 merupakan sistem proyeksi
terbaru dari generasi sebelumnya WGS84, yang saat ini sudah mulai di
tinggalkan, karena di anggap sudah kurang presisi lagi, dengan adanya EGM2008
maka akan membuat sistem proyeksi menjadi lebih akuran dan perkembangan sistem
proyeksi ini kedepannya akan terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman
yang lebih canggih.
3. Reffensi
MSL (mean sea level) / Geoid
Keterkaitan
MSL dan GEOID
Mean Sea Level (MSL)
Elevasi muka air
merupakan parameter sangat penting dalam perencanaan bangunan pantai. Beberapa
proses alam yang terjadi dalam waktu yang bersamaan membentuk variasi muka air
laut dengan periode panjang, Proses alam tersebut meliputi tsunami, gelombang
badai (storm surge), kenaikan muka air karena gelombang (wave set-up),
kenaikan muka air karena perubahan suhu global, dan pasang surut, Diantara
beberapa proses tersebut fluktuasi muka air karena badai dan tsunami (gempa)
tidak dapat ditentukan (diprediksi) kapan terjadinya, Sedangkan pasang surut
mudah diprediksi dan diukur baik besar maupun terjadinya, Fluktuasi muka air
laut karena tsunami, pasang surut dan gelombang badai adalah periodik dengan
periode berbeda, mulai dari beberapa menit (tsunami), setengah hari atau satu
hari (pasang surut), dan beberapa hari (gelombang badai), Sedangkan kenaikan
muka air laut karena perubahan suhu global selalu bertambah dengan pertambahan
waktu (Triatmodjo, 1999).
Permukaan laut rata-rata
merupakan air laut yang dianggap tidak dipengaruhi oleh keadaan pasang surut
(pasut) (Ongkosongo dan Suyarso, 1989), Nilai kedudukan permukaan air laut
tersebut biasanya digunakan sebagai referensi ketinggian titik-titik atas
permukaan bumi, Kedudukan permukaan laut rata-rata setiap saat selalu
berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari posisi benda-benda laut serta
kerapatan air laut (densitas) di tempat tersebut sebagai akibat perubahan suhu
air, salinitas dan tekanan atmosfer.
Permukaan air laut
adalah rata-rata elevasi permukaan laut terhadap daratan yang keadaanya masih
dipengaruhi oleh aksi gelombang dan pasang surut (Pethick, 1989), Ketinggian
muka laut ditentukan dengan rata-rata tinggi dan rendah pasang surut muka air
yang diamati dan dicatat selama waktu beberapa hari, bulan atau tahun.
Sementara itu, paras laut atau yang biasa disebut pula muka air laut rata-rata
atau Mean Sea Level (MSL) adalah rata-rata ketinggian permukaan laut
untuk semua tingkatan pasang (Setiyono dkk, 1994).
Fluktuasi muka air laut
dapat disebabkan oleh perubahan elevasi mutlak air laut yaitu perubahan yang
disebabkan oleh pemuaian, Selain itu juga dapat disebabkan oleh perubahan
elevasi nisbi, yaitu perubahan yang disebabkan oleh gerakan tektonik atau
faktor-faktor alam lainya seperti tekanan atmosfer, densitas air laut, gempa
dan lain-lain, Fluktuasi muka air laut mutlak memiliki jangkauan yang luas dan
bersifat global (Soemarwoto dalam Fuad, 2004)
Menurut Sutisna dan
Manurung dalam Fuad (2004) menyatakan bahwa faktor penyebab kenaikan muka air
laut dapat digolongkan menjadi 3 faktor, yaitu: Pertama, Faktor Global,
penyebab utama dari kenaikan muka air laut secara global diperkirakan adalah
ekspansi termal dari lapisan permukaan laut dan mencairnya glacier,
selain itu kondisi iklim juga berpengaruh terhadap kondisi muka air laut.
Perubahan kedudukan muka air laut akibat faktor global adalah faktor utama yang
sangat dikhawatirkan pada abad ke-21 karena akan dapat menyebabkan tenggelamnya
dataran pantai yang rendah. Kecenderungan global kenaikan muka air laut adalah
1,8 mm/tahun, nilai tersebut diperoleh berdasarkan hasil analisis daari basis
data pasang surut dari berbagai stasiun seluruh dunia. Kedua, faktor
regional, pada umumnya ditimbulkan oleh aktivitas tektonik dalam suatu region
yang meliputi daerah yang relatif luas, misalnya pergeseran lempeng tektonik. Ketiga,
faktor lokal, efek lokal terjadi terutama dipengaruhi oleh proses subsidensi
akibat perubahan massa tanah sekitar akibat kegiatan manusia diatasnya dan
perubahan fluida bawah tanah. Subsidensi lokal ini masih belum dapat dipisahkan
dengan efek dari distorsi yang sifatnya terbatas pada
faktor.
Geoid
Geiod adalah gambaran fisik bumi sesungguhnya.
Geiod memiliki bentuk yang tidak teratur. Sehingga secara matematis tidak bisa
didapat untuk menghitung besaran-besaran bumi, contohnya jari-jari bumi.
Sedangkan Spheriod adalah gambar bumi yang berbentuk ellipsoid yang memiliki
perhitungan matematis untuk menghitung besaran-besaran bumi.
Karena Bentuk bumi sesungguhnya adalah geiod maka
dibuat dalam bentuk ellipsoid, sehingga dalam perhitungan bisa dicari.
Diantaranya : Jari-jari pendek bumi (a), jari-jari panjang bumi (b), serta
penggepengan bumi (f). Ellipsoid sendiri
memiliki referensi tersendiri. Dan dihitung dengan metode tertentu. Sehingga
dalam pengukuran bumi selalu mementukan metode serta referensi yang digunakan.
Contohnya Clarke, WGS-84. Dan lain-lain. Jarak Ellipsoid terhadap Geiod
(Undulasi Geiod) tidak sama di semua tempat, dikarenakan ketidakseragaman densitas
massa bumi. Ketelitian Ellipsoid ini sangat mempengaruhi untuk keperluan
geodesi, geofisika dan oseanografi
Salah satu tujuan ilmu geodesi adalah menentukan
bentuk dan ukuran bumi termasuk pula didalamnya menentukan medan gaya berat
bumi dalam dimensi ruang dan waktu. Bentuk bumi didekati melalui beberapa model
diantaranya ellipsoida yang merupakan bentuk ideal dengan asumsi bahwa densitas
( kerapatan ) bumi homogen. Sementara itu kenyataan sebenarnya, densitas massa
bumi yang heterogen dengan adanya gunung, lautan, cekungan,dataran akan membuat
ellipsoid berubah menjadi bentuk yang baru yaitu Geoid.
Geoid
disebut sebagai model bumi yang mendekati sesungguhnya. Lebih jauh geoid dapat
didefinisikan sebagai bidang ekipotensial yang berimpit dengan permukaan laut
pada saat keadaan tenang dan tanpa gangguan , karena itu secara praktis geoid
dianggap berhimpit dengan permukaan laut rata-rata (Mean sea level-MSL). Jarak
geoid terhadap ellipsoid disebut Undulasi geoid (N). Nilai dari undulasi geoid
tidak sama di semua tempat, hal ini
disebabkan ketidakseragaman sebaran densitas massa bumi. Untuk keperluan aplikasi geodesi, geofisika
dan oseanografi dibutuhkan geoid dengan ketelitian yang cukup tinggi.
Gambar
geoid, elipsoid
Tampilan
bola dunia dalam referensi geoid
Kebutuhan
geoid:
Geoid memiliki peran yang cukup penting dalam
berbagai hal seperti untuk keperluan aplikasi geodesi, oseanografi, dan
geofisika. Contoh untuk bidang geodesi yaitu penggunaan teknologi GPS
dalam penentuan tinggi orthometrik untuk berbagai keperluan praktis seperti
rekayasa, survei, dan pemetaan membutuhkan infomasi geoid teliti. Hal Ini
disebabkan karena tinggi GPS adalah bersifat geometrik karena mengacu pada
bidang matematis ellipsoid, sedangkan tinggi yang diperlukan untuk keperluan
praktis adalah tinggi yang mempunyai arti fisik di permukaan bumi yaitu tinggi
orthometrik di mana bidang acuannya adalah geoid. Beda tinggi antara ellipsoid
dan tinggi geoid sangatlah bervariasi dan besarnya bisa mencapai puluhan meter,
sehingga pemakaian langsung tinggi GPS (tinggi ellipsoid) itu bisa menyebabkan
penyimpangan puluhan meter terhadap tinggi orthometrik.
Pada saat ini dan yang akan datang, kebutuhan
akan model geoid akan sangat mendesak karena pesatnya pemakaian GPS untuk berbagai
keperluan rekayasa dan survei pemetaan. Perkembangan pesat ini didukung oleh
kecanggihan teknik GPS itu sendiri yang dapat mengukur dimana saja, kapan saja
dan tidak tergantung cuaca di seluruh permukaan bumi. Selain itu dengan
perkembangan metoda kinematik GPS yang dapat menghasilkan tinggi hingga tingkat
centimeter semakin menarik minat pengguna GPS untuk menggunakan GPS dalam
penentuan tinggi orthometrik. Selain berfungsi untuk penentuan tinggi
ortometrik, geoid juga diperlukan dalam unifikasi sistem datum tinggi.
Ulasan:
MSL dan GEOID merupakn sistim refferensi
yang dapat di katakan sangat erat dan berkaitan, di karenakan Geoid
disebut sebagai model bumi yang mendekati sesungguhnya. Lebih jauh geoid dapat
didefinisikan sebagai bidang ekipotensial yang berimpit dengan permukaan laut
pada saat keadaan tenang dan tanpa gangguan , karena itu secara praktis geoid
dianggap berhimpit dengan permukaan laut rata-rata (Mean sea level-MSL). Jarak
geoid terhadap ellipsoid disebut Undulasi geoid (N). Nilai dari undulasi geoid
tidak sama di semua tempat, hal ini
disebabkan ketidakseragaman sebaran densitas massa bumi. Untuk keperluan aplikasi geodesi, geofisika
dan oseanografi dibutuhkan geoid dengan ketelitian yang cukup tinggi.